Skip to main content

Posts

Showing posts with the label taukah anda

SHALAT WITIR

SHALAT WITIR Shalat-shalat sunnah yang kita sebutkan di atas meru-pakan shalat sunnah rawatib yang sangat ditekankan. Di samping itu ada pula shalat sunnah mu’akkadah yang tidak boleh ditinggalkan begitu saja, salah satunya adalah shalat witir . Dan hakikat shalat itu adalah shalat satu rakaat yang dikerjakan oleh seorang muslim sebagai akhir dari shalat sunnah yang dia lakukan di malam hari setelah shalat Isya’. Ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam " Shalat malam itu dua rakaat dua rakaat, dan apabila salah seorang dari kamu khawatir waktu Subuh akan tiba, maka shalatlah satu rakaat untuk mengganjilkan shalat yang telah dilaksanakan." (HR. Al-Bukhari) a. Hal-hal Yang Disunnahkan Sebelum Witir   Disunnahkan sebelum shalat witir shalat dua rakaat atau lebih sampai sepuluh rakaat yang dilaksanakan dua rakaat dua rakaat, kemudian menutupnya dengan shalat witir satu rakaat. Ini berdasarkan apa yang dicontohkan Rasulullah

SUJUD SAHWI

SUJUD SAHWI Sujud sahwi ialah sujud yang dilakukan orang yang shalat sebanyak dua kali untuk menutup kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan shalat yang disebabkan lupa. Sebab-sebab sujud sahwi ada tiga; Karena kelebihan, karena kurang, dan karena ragu-ragu. Keterangannya sebagai berikut: a. Sujud Sahwi Karena Kelebihan Barangsiapa kelupaan dalam shalatnya kemudian dia menambah ruku’, atau sujud, maka dia harus sujud dua kali sesudah menyelesaikan shalatnya dan salamnya. Hal ini berdasarkan hadits berikut: "Dari Ibnu Mas’ud Radhiallaahu anhu bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam shalat Zhuhur lima rakaat, kemudian beliau ditanya, ‘Apakah shalat Zhuhur ditambah rakaatnya?’, beliau balik bertanya, ‘Apa itu?’ Para sahabat menjelaskan, ‘Anda shalat lima rakaat.’ Kemudian beliau pun sujud dua kali setelah salam. Dalam riwayat lain disebutkan, beliau melipat kedua kakinya dan menghadap kiblat kemudian sujud dua kali, kemudian salam." (Muttafaq ‘al

BELAJAR DEMOKRASI DARI SHALAT

BELAJAR DEMOKRASI DARI SHALAT Demokrasi pada sebagian orang terkadang dimaknai dengan beraneka ragam apresiasi,munculnya banyak partai yang menghasilkan pemimpin pada tiap partai yang dibangun adalah gambaran bagaimana sebuah komuniti terbentuk dan bagaimana menaati pimpinannya,menegur kesalahan pimpinannya lalu memberikan solusi tentang apa yang seharusnya diperbuat. Gambaran seperti ini sepertinya terkadang bentrok kepentingan atau bahkan enggan untuk dibahas karena adanya antipati dari dampak-dampak negative dari apa yang dihasilkan mulai dari perekrutan pimpinan,anggota dan aturan yang kurang jelas.Gambaran ini juga hampir sama dengan fenomena Pilkada,bahkan pemilihan sebuah kepala Negara. Mungkin berangkat dari permasalahan yang muncul dapat kita sikapi untuk flash back dengan berani bertanya: " mengapa kita tidak belajar berdemokrasi dari shalat 5 waktu,yang setiap hari kita lakukan? " Lho dari apanya shalat kita bisa belajar berdemokrasi? ..

DZIKIR SETELAH SHOLAT

DZIKIR SETELAH SHOLAT Dari Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz kepada seluruh orang melihat tulisan ini dari kalangan kaum muslimin “Merupakan dari perbuatan sunnah, seorang muslim mengucapkan setelah setiap shalat fardu membaca  ASTAGHFIRULLAH tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan: ALLAHUMMA ANTAS SALAAM WA MINKAS SALAAM TABAARAKTA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAH LAA ILAAHA ILLALLAHU, LAA NA'BUDU ILLA IYYAHU, LAHUN NI'MATU WALAHUL FADHLU WALAHUTS TSANAA-UL HASAN, LAA ILAAHA ILLALLAHU, MUKHLISHIINA LAHUDDINA WALAU KARIHAL KAAFIRUUN, ALLAHUMMA LAA MAA NI'A LIMAA A'THOITA, WA LAA MU'TIYA LIMAA MANA'TA, WALAA YANFA'  DZAL JADDI MINKAL JADDU. Khusus setelah shalat subuh dan maghrib, bacalah zikir yang dibawah ini sepuluh kali setelah mengucapkan zikir yang di atas: LAA ILAAHA ILLALLAHU

SIFAT SHOLAT NABI

SIFAT SHOLAT NABI RINGKASAN Bagian I Perhatian : Tulisan ini hanya ringkasan, bagi pembaca yang ingin mengetahui dalil-dalilnya dipersilahkan merujuk buku aslinya yaitu : "Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam", oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaani, dengan edisi Indonesia diterbitkan oleh Media Hidayah - Yogyakarta (edisi revisi). 1. MENGHADAP KA'BAH 1. Apabila anda - wahai Muslim - ingin menunaikan shalat, menghadaplah ke Ka'bah (qiblat) dimanapun anda berada, baik shalat fardlu maupun shalat sunnah, sebab ini termasuk diantara rukun-rukun shalat, dimana shalat tidak sah tanpa rukun ini. 2. Ketentuan menghadap qiblat ini tidak menjadi keharusan lagi bagi 'seorang yang sedang berperang' pada pelaksanaan shalat khauf saat perang berkecamuk dahsyat. Dan tidak menjadi keharusan lagi bagi orang yang tidak sanggup seperti orang yang sakit atau orang yang dalam perahu, kendaraan atau pesawat bila ia k