Sebuah pelajaran dan peringatan
bisa datang dari siapa saja, apa saja, dan dimana saja berasal. Bisa dari orang
hidup atau bahkan dari orang yang sudah wafat.
Hidayah atau petunjuk kebenaranpun demikian halnya.
Suatu
ketika, Abu Yazidh al-Busthami pernah mengadakan perjalanan ibadah Haji ke
Makkah. Di suatu tempat yang sepi di tengah gurun, ia menjumpai sebuah
tengkorak manusia bertuliskan: tuli, bisu, buta…sedangkan anggota rombongan
perjalanan yang lain tidak tau hal itu.
Tengkorak
itu di ambilnya. Seraya meneteskan air mata, dia menciumi tengkorak itu.
“agaknya,
ini adalah lepas kepala seorang sufi, “katanya, “…yang telah lebur didalam
Tuhan.. ia sudah tidak punya telinga lagiuntu memandang keindahan Illahi; tidak
punya lida lagi untuk memuji kebesaran Allah… dan tidak punya akal lagi untuk
memikir pengetahuan Allah yang sejati. Tulisan ini adalah mengenai dirinya..”
Semua
manusia akan mengalami apa yang dinamakan mati. Ya, mati. Setip yang bernyawa,
pasti akan mengalami kematian. Sunyi,
sendiri, gelap, dingin, dan pengap akan datang menghampiri siapa saja yang
mati. Kecuali mereka yang memiliki banyak amal kebaikan.
Kematian
adalah tamu agung yang selalu siap setiap saat, mengunjungi para pemiliknya.
Tidak bisa di ajukan atau diundurkan. Bersiap-siaplah menerimah kematian,
dengan memperbanyak bekal pahala untuk kehidupan setelah mati. Orang yang
cerdas adalah orang yang selalu berfikir mencari bekal dan pahala untuk
menyongsong hari kematiannya.
Karenanya,
benar, apa yang dikatakan Rasulullah saw. “ berziaralah kalian ke kubur.
Niscaya dengan brziarah dapat mengingatkan kamu tentang akhirat (hari
kematian)”
“orang yang cerdas dalah orang yang
Selalu berfikir mencari bekal dan pahala
Untuk menyongsong hari kematiannya.”