Hasan al-Basri mengisahkan, suatu
dia melihat Bahran al-Ajmi membongkar kuburan orang-orang mati. Dia mengambil
tengkorak-tengkorak manusia, dan menusuknya dengan tongkat lubang telinganya.
Jika ujung tongkat tembus kelubang sebelah, ia lemparkan tengkorak itu. Tetapi
jika ujung tongkat tidak menembus batok tengkorak sama sekali, maka ia
lemparkan juga tengkorak itu. Dan jika ujung tongkat itu menembus bagia otak,
maka ia ciumi tengkorak itu dan ia tanam kembali.
Ketika
ditanya oleh Hasan Al-Basri tentang hal itu, dengan menyeringai, Bahram
menjelaskan:”jenis tengkorak pertama adalah bekas kepala manusia yang jika
mendengar nasihat dan kebenaran, tidak pernah dicernah di otak, langsung
lenyap, dari telinga kiri ke telinga kanan atau sebaliknya. Jenis tengkorak
kedua adalah bekas kepala manusia yang sama sekali tidak pernah mendengarkan
nasihat dan kebenaran, karena sibuk dengan diri sendiri dan
kesenangan-kesenangannya.Sedangkan jenis tengkorak kedua adalah yang
mendengarkan kebenaran serta mencernanya di otak, kemudian menerimanya sebagai
pedoman hidup. Jenis manusia inilah yang diterima disisi Allah. Maka aku ciumi
batok kepalanya dan aku tanam kembali ..”
“di
kuburan itu, isrofil selalu berkata: “Barng siapa dunia menjadi penjaranya,
maka kuburan menjadi surganya. Dan barang siapa dunia menjadi surganya, maka
kuburan menjadi penjaranya..” tegas Ustman menjawab.
Begitulah
kehidupan setelah mati, menggetarkan bagi siapa saja yang berhati lembut dan
dipenuhi dengan hidayah Allah.
“kata Rasul, semua amal manusia akan
Terputus kecuali tiga perkara, amal jariah,
ilmu yang bermanfaat, dan anak
shalih yang
selalu mendoakan kedua orang tuanya”