I.
AYAT-AYAT TENTANG
PENDIDIKAN BIRRUL WALIDAIN
A.
Qs. Al Isra’ 23-25
* 4Ó|Ós%ur y7/u wr& (#ÿrßç7÷ès? HwÎ) çn$Î)
Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur
$·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7t x8yYÏã
uy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdxÏ.
xsù @à)s?
!$yJçl°; 7e$é& wur
$yJèdöpk÷]s?
@è%ur
$yJßg©9
Zwöqs% $VJÌ2 ÇËÌÈ ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9
yy$uZy_
ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$#
@è%ur
Éb>§
$yJßg÷Hxqö$#
$yJx.
ÎT$u/u #ZÉó|¹ ÇËÍÈ ö/ä3/§ ÞOn=÷ær& $yJÎ/
Îû
ö/ä3ÅqàÿçR
4 bÎ) (#qçRqä3s? tûüÅsÎ=»|¹ ¼çm¯RÎ*sù
tb%2
úüÎ/º¨rF|Ï9 #Yqàÿxî ÇËÎÈ
Artinya: “Dan
Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia[850]. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah
mendidik Aku waktu kecil". Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam
hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, Maka Sesungguhnya dia Maha Pengampun
bagi orang-orang yang bertaubat.”
[850]
mengucapkan kata ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi
mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada
itu.
B. Qs. Maryam 14
#Ct/ur Ïm÷yÏ9ºuqÎ/
óOs9ur `ä3t
#·$¬6y_ $|ÅÁtã
ÇÊÍÈ
Artinya: “Dan seorang yang berbakti
kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.”
C. Qs. Lukman 14-15
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/
çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû
Èû÷ütB%tæ
Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) çÅÁyJø9$#
ÇÊÍÈ bÎ)ur
#yyg»y_ #n?tã br& Íô±è@
Î1
$tB
}§øs9 y7s9 ¾ÏmÎ/
ÖNù=Ïæ xsù $yJßg÷èÏÜè?
( $yJßgö6Ïm$|¹ur
Îû
$u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur
@Î6y
ô`tB z>$tRr& ¥n<Î)
4 ¢OèO
¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ/
óOçFZä.
tbqè=yJ÷ès?
ÇÊÎÈ
Artinya: “Dan kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya Telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
Hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian
Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu
kerjakan.”
[1180]
Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua
tahun.
II.
TAFSIR
DAN NILAI PENDIDIKAN
A. Qs. Al Isra’ 23-25
{وقضى} وأمر {ربك أن لا
تعبدوا إلاَّ إيَّاه وبالوالدين إحساناً} وأمرَ إحساناً بالوالدين {إمَّا يبلغن
عندك الكبر أحدهما أو كلاهما} يقول : إن عاش أحد والديك حتى يشيب ويكبر ، أو هما
جميعاً {فلا تقل لهما أف} [لا تقل لهما] رديئاً من الكلام ، ولا تستثقلنَّ شيئاً
من أمرهما {ولا تنهرهما} لا تُوجِهْهُما بكلامٍ تزجرهما به {وقل لهما قولاً كريماً}
ليِّناً لطيفاً .{واخفض لهما جناح الذل} ألن لهما جانبك واخضع لهما {من الرحمة}
أَيْ : من رقَّتك عليهما وشفقتك {وقل ربِّ ارحمهما كما ربياني} مثل رحمتهما إيَّاي
في صغري حتى ربَّياني {صغيراً} .{ربكم أعلم بما في نفوسكم} بما تُضمرون من البِرِّ
والعقوق {إن تكونوا صالحين} طائعين لله {فإنَّه كان للأوابين} الرَّاجعين عن معاصي
الله تعالى {غفوراً} يغفر لهم ما بدر منهم ، وهذا فيمن بدرت منه بادرةٌ وهو لا
يُضمر عقوقاً ، فإذا رجع عن ذلك غفر الله له ، ثمَّ أنزل في برِّ الأقارب وصلة
ارحامهم بالإِحسان إليهم[1]
B. Qs. Maryam 14
{وَبَرّاً بِوَالِدَيْهِ}
لطيفاً بوالديه {وَلَمْ يَكُن جَبَّاراً} في دينه قتالاً في الغضب {عَصِيّاً}
عاصياً لربه[2]
C. Qs. Lukman 14-15
{حملته أمه وهناً على
وهن} أَيْ : لزمها بحملها إيَّاه أن تضعف مرَّةً بعد مرَّةً . {وفصاله} وفطامه {في
عامين} لأنَّها ترضع الولد عامين {أن اشكر لي ولوالديك} المعنى : وصَّينا الإِنسان
أن اشكر لي ولوالديك .{وإن جاهداك} مُفسَّرٌ فيما مضى ، وقوله : {وصاحبهما في
الدنيا معروفاً} أَيْ : مُصَاحَباً معروفاً ، وهو المستحسن {واتبع سبيل من أناب}
رجع {إليَّ} يعني : اسلك سبيل محمد صلى الله عليه وسلم وأصحابه ، نزلت في سعد بن
أبي وقاص ، وقد مرَّ .{يا بني إنها إن تك مثقال} رُوي أنَّ ابنه[3]
III.
NILAI
PENDIDIKAN
A. Qs. Al Isra’ 23-25
Nilai pendidikan yang dapat diambil dari Qs. Al Isra’: 23-25 adalah hendaknya kita semua berbuat baik kepada
kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Sebagai seorang anak kita tidak boleh sekali
pun mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" atau membentak dan
tidak patuh terhadap mereka. Ketika
kita telah dewasa, maka hendaknya menyayangi dan selalu mendo’akan keduanya seperti mereka telah merawat, mendidik, dan membesarkan kita.
B. Qs. Maryam 14
Nilai pendidikan yang dapat diambil dari Qs. Maryam: 14 yaitu, menurut Al Maraghi banyak kebaktian dan kebaikan kepada kedua orang tua
disamping jauh dari berlaku durhaka kepada keduanya, baik dengan perkataan
maupun dengan perbuatan.[4]
C. Qs. Lukman 14-15
Nilai pendidikan yang dapat diambil dari Qs. Lukman: 14-15 adalah tidak jauh beda dengan Al Isra’ 23-25,
yakni berbakti kepada orang tua, namun titik tekan disini bukanlah sekedar
untuk berbakti kepada kedua orang tua,
akan tetapi lebih kepada tindakan atau perintah yang dilakukan orang tua
terhadap anaknya, yakni apabila perintah itu kepada kebaikan atau kebajikan,
maka bergegas untuk melaksanakannya, tetapi jika keduanya memaksa untuk
mempersekutukan Allah dan kepada kemungkaran, Maka janganlah diikuti.
Dengan kata lain ayat di
atas menunjukkan diharuskannya memelihara hubungan baik dengan kedua orang tua, meskipun
dia kafir. Yakni dengan memberikan apa yang mereka butuhkan. Bila mereka tidak
membutuhkan harta, bisa dengan cara mengajak mereka masuk Islam (jika non-Islam). Berbakti
kepada kedua orang tua merupakan jihad.
VI.
KEUTAMAAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
1.
Merupakan Amal Yang Paling Utama
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Aku bertanya kepada Nabi
saw, ‘Amal
apakah yang paling utama?’ Nabi saw menjawab, ‘Shalat pada waktunya’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’
Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian
apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.
2. Ridha Allah Bergantung Kepada Ridha Orang Tua
Sesuai hadits
Rasulullah saw disebutkan: Dari ‘Abdullah bin
‘Amr bin ‘Ash r.a., bahwa
Rasulullah bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada
keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung
kepada kemurkaan orang tua.”
3. Berbakti Kepada Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan Yang Sedang
Dialami
Yaitu, dengan cara bertawassul dengan amal shalih tersebut. Dalilnya adalah hadits riwayat dari Ibnu ‘Umar r.a. mengenai kisah tiga orang yang terjebak dalam gua, dan salah seorangnya bertawassul dengan bakti kepada ibu bapaknya.
Yaitu, dengan cara bertawassul dengan amal shalih tersebut. Dalilnya adalah hadits riwayat dari Ibnu ‘Umar r.a. mengenai kisah tiga orang yang terjebak dalam gua, dan salah seorangnya bertawassul dengan bakti kepada ibu bapaknya.
4. Akan Diluaskan Rizki dan Dipanjangkan Umur
Sesuai Sabda Nabi saw
“Artinya : Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya
dan di-panjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturrahimnya.”
IV.
KESIMPULAN
Ada
setumpuk bukti, bahwa berbakti kepada kedua orang tua dalam wacana Islam adalah
persoalan utama, Allah swt sudah cukup menegaskan wacana ‘berbakti’ itu dalam banyak firman-Nya,
demikian juga Rasulullah saw dalam sabdanya, dengan memberikan ‘bingkai-bingkai’ khusus, agar dapat
diperhatikan secara lebih saksama. Sebagai seorang anak, sudah
selayaknya menghormati dan menyayangi mereka berdua, terlebih kita bisa
memberikan lebih banyak dari apa yang mereka
berikan kepada kita dan tidak membentak-bentak ataupun membuat sakit
kedua orang tua kita, baik dalam hal perkataan ataupun perbuatan.
Dalam
silaturahmi, yang harus didahulukan adalah silaturahmi kepada orang tua sebelum
kepada yang lain. Banyak diantara saudara-saudara kita yang sering berkunjung
kepada teman-temannya, tetapi kepada orang tuanya sendiri jarang, bahkan tidak
pernah. Padahal ketika masih kecil, dia selalu bersama orang tuanya. Sesulit
apa pun harus tetap diusahakan untuk bersilaturahmi kepada kedua orang tua, karena
dekat kepada keduanya insyaAllah akan dimudahkan rizki dan dipanjangkan
umurnya.
Berbuat
baik kepada orang tua dan taat kepada keduanya dalam kebaikan merupakan jalan
menuju Surga. Sedangkan durhaka kepada orang tua akan mengakibatkan seorang
anak tidak masuk Surga. Dan di antara dosa-dosa yang Allah ‘Azza wa Jalla
segerakan adzabnya di dunia adalah berbuat zhalim dan durhaka kepada orang tua. Ada Hadits yang berbunyi “Keridhaan Allah bergantung pada keridhaan kedua orang tua. Dan Kemurkaan Allah bergantung pada kemurkaan kedua orang tua.”
DAPATKAN FILE LENGKAPNYA