I.
PENDAHULUAN
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir yang membawa risalah untuk umat manusia, sebagai rasul yang
terakhir beliau dianugrahi banyak kelebihan serta cobaan yang banyak pula,
sehingga untuk menyebarkan ajaran Islam yang ia bawa, beliau memberikan banyak
contoh metode yang dapat digunakan dalam mengajarkan ilmu-ilmu keislaman supaya
dapat diterima dan difahami dengan mudah. Dan diantara metode yang pernah
dipakai oleh nabi ialah metode pengajaran dengan cara bercerita tentang
kisah-kisah yang dapat diambil hikmah dan pelajaran dari kisah atau cerita
tersebut.
Metode bercerita merupakan suatu metode yang mempunyai daya tarik
yang menyentuh perasaan anak. Ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
sangat menyadari akan adanya sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita yang
pengaruhnya besar terhadap perasaan. Sehingga oleh karenanya metode kisah atau
cerita ini dapat dijadikan sebagai salah satu teknik pendidikan. Dunia
kehidupan peserta didik tidak akan lepas dari lingkungan keluarga, sekolah, dan
luar sekolah. Sehingga sudah selayaknya kegiatan bercerita harus diusahakan
menjadi pengalaman yang bersifat unik dan menarik yang menggetarkan perasaan
anak dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita sampai tuntas.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas hadist yang
berkenaan dengan metode kisah atau cerita dalam suatu proses pembelajaran
sehingga efektifitas pembelajaran dapat terwujud.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Bagaimana
hadits yang berhubungan dengan tentang metode cerita ?
B.
Apa
Fungsi dan Tujuan dari Metode Cerita dalam Proses Pembelajaran ?
C.
Apa
Saja Aspek-Aspek yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penyampaian Cerita ?
D.
Apa
Saja Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Cerita dalam Suatu Proses
Pembelajaran ?
III.
PEMBAHASAN
A.
Penjelasan Hadits Yang Berhubungan dengan
Metode Cerita
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّه عَنْه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَ رَجُلٌ
يَمْشِي فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مِنْهَا ثُمَّ
خَرَجَ فَإِذَا هُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ فَقَالَ
لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلُ الَّذِي بَلَغَ بِي فَمَلا خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ
بِفِيهِ ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ أَجْرًا قَالَ فِي
كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ (رواه البخاري)
Artinya : Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA berkata : sesungguhnya
Rasulullah saw. Bersabda ada diantara laki-laki sedang berjalan dalam keadaan haus, maka laki-laki tersebut
turun ke sumur untuk minum air didalamnya, kemudian laki-laki tersebut ketika
keluar, maka saat itulah Ia melihat anjing yang sedang memakan pasir karena
kehausan, maka laki-laki itu mendekati anjing tersebut dan berkata “dia
mendekati sumur seperti halnya aku mendekatinya” maka dia mengambil sesuatu
yang ringan kemudian meletakkan dimulutnya kemudian ia naik dan meminumkannya
pada anjing tersebut yang sedang kehausan, Allah senang terhadap laki-laki
tersebut maka Allah mengampuninya, para sahabat bertanya : “wahai Rasul apakah
sesungguhnya semua binatang yang ada disekeliling kita itu pahala ?” Rasulullah
menjawab “dalam setiap kesengajaan menolong itu pahala”
Dari cerita kisah tersebut dapat difahami bahwa Rasulullah
memberikan suatu gambaran kisah yang menarik terhadap laki-laki yang memiliki
sifat penolong. Sehingga dengan kemuliyaan sifatnya tersebut Allah menjadi
senang terhadapnya dan mengampuni dosa-dosanya. Dan Rasulullah menceritakan
kisah tersebut kepada para sahabat adalah dengan maksud agar para sahabat bisa
mengambil hikmah, pelajaran, serta bisa mencotoh perilaku laki-laki tersebut.
Dengan demikian pada hakikatnya Rasulullah pun menggunakan strategi
pengajaran dalam menularkan ilmu-ilmu beliau melalui kisah-kisah teladan,
karena dalam Al-qur’an pun juga disebutkan bahwa bagi mereka yang mempunyhai
akal dan berfikir maka dalam suatu kisah pasti bisa diambil sebuah i’tibar
untuk dijadikan sebagai bahan renungan untuk memperbaiki diri, adapun diantara
ayat yang berkenaan dengan hal tersebut yakni terdapat pada surat yusuf ayat
111 sebagai berikut :
ôs)s9 c%x. Îû öNÎhÅÁ|Ás% ×ouö9Ïã Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# 3 $tB tb%x. $ZVÏtn 2utIøÿã `Å6»s9ur
t,ÏóÁs? Ï%©!$# tû÷üt/ Ïm÷yt @ÅÁøÿs?ur Èe@à2 &äóÓx« Yèdur ZpuH÷quur 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sã ÇÊÊÊÈ
Artinya
: Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
B.
Fungsi
dan Tujuan Dari Metode Cerita dalam Proses Pembelajaran
Tujuan metode bercerita adalah agar anak dapat membedakan perbuatan
yang baik dan buruk sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan bercerita guru dapat menanamkan nilai-nilai Islam pada anak didik,
seperti menunjukan perbedaan perbuatan baik dan buruk serta ganjaran dari
setiap perbuatan.
Menurut Asnelli Ilyas bahwa tujuan metode bercerita dalam
pendidikan anak adalah menanamkan akhlak Islamiyah dan perasaan keTuhanan
kepada anak dengan harapan melalui pendidikan dapat menggugah anak untuk
senantiasa merenung dan berfikir sehingga dapat terwujud dalam kehidupan
sehari-hari.[1]
Menurut Abdul Aziz, tujuan metode bercerita adalah sebagai berikut
:
a.
Melatih
daya tangkap dan daya berpikir
b.
Melatih
daya konsentrasi
c.
Menciptakan
suasana menghibur anak dan menyenangkan mereka dengan bercerita yang baik
d.
Membantu pengetahuan siswa secara umum
e.
Mendidik
akhlak[2]
Dengan demikian
melalui metode bercerita maka anak-anak akan dapat menyerap pesan-pesan yang
dituturkan melalui kegiatan bercerita tersebut, sehingga penuturan cerita yang
sarat informasi atau nilai-nilai tersebut dapat dihayati anak dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat menumbuhkan rasa cinta anak-anak kepada
Allah, Rosul dan Al-Qur’an.
Dalam
pendidikan Islam, kisah mempunyai fungsi edukatif yang tidak dapat diganti
dengan bentuk penyampaian lain selain bahasa. Hal ini disebabkan karena kisah
Qur’ani dan nabawi mempunyai dampak psikologi dan edukatif yang sempurna, rapih
dan jauh jangkauannya seiring dengan perkembangan zaman. Kemudian selain itu
kisah edukatif juga sering kali melahirkan kehangatan perasaan dan vitalitas
serta aktivitas di dalam jiwa, yang selanjutnya dapat memotivasi manusia untuk
mengubah perilakunya dan memperbaharui tekadnya sesuai dengan tuntunan,
pengarahan dan akhir kisah itu, serta pengambilan pelajaran darinya.[3]
Meskipun
demikian ketika sumber-sumber dari luar tidak tersedia, atau ketika guru ingin
menggali isi pembelajaran dengan berbagai cara, bercerita (storrytelling)
menawarkan pilihan yang menyenangkan hati anak-anak dan orang dewasa. Topik
atau pelajaran apapun menjadi hidup saat disampaikan dalam bentuk cerita, karena
pada hakikat nya kita adalah storryteller, dimana masing-masing dari
kita memiliki cerita dari kehidupan kita.[4]
Adapun Fungsi Metode Bercerita secara umum oleh
kalangan ahli metodologi pendididkan disebutkan bahwa metode cerita berfungsi
bukan hanya sebagai hiburan tetapi juga merupakan suatu cara yang dapat
digunakan dalam mencapai sasaran-sasaran atau target pendidikan. Metode cerita
dapat menjadikan suasana belajar menyenangkan dan menggembirakan dengan penuh
dorongan dan motivasi sehingga pelajaran atau materi pendidikan itu dapat
dengan mudah diberikan.
Dalam hal ini
beberapa fungsi metode cerita yakni diantaranya :
a.
Menanamkan
nilai-nilai pendidikan yang baik
Melalui metode
bercerita ini sedikit demi sedikit dapat ditanamkan hal-hal yang baik kepada
anak didik, dapat berupa cerita para Rosul atau umat-umat terdahulu yang
memiliki kepatuhan dan keteladanan. Cerita hendaknya dipilih dan disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dicapai dalam suatu pelajaran.
b.
Dapat
mengembangkan imajinasi anak
Kisah-kisah
yang disajikan dalam sebuah cerita dapat membantu anak didik dalam
mengembangkan imajinasi mereka. Dengan hasil imajinasinya diharapkan mereka
mampu bertindak seperti tokoh-tokoh dalam cerita yang disajikan oleh guru.
c.
Membangkitkan
rasa ingin tahu
Mengetahui
hal-hal yang baik adalah harapan dari sebuah cerita sehingga rasa ingin tahu
tersebut membuat anak berupaya memahami isi cerita. Isi cerita yang dipahami tentu
saja akan membawa pengaruh terhadap anak didik dalam menentukan sikapnya.[5]
d.
Memahami konsep ajaran Islam secara emosional
Cerita yang
bersumber dari Al-Qur’an dan kisah-kisah keluarga muslim diperdengarkan melalui
cerita, diharapkan anak didik tergerak hatinya untuk mengetahui lebih banyak
agamanya dan pada akhirnya terdorong untuk beramal di jalan lurus.[6]
C.
Aspek-Aspek
yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penyampaian Cerita
Salah satu
unsur penting dalam seluruh rangkaian dalam efektifitas yang ditempuh dalam
upaya pembentukan moral anak melalui cerita adalah memilih tema cerita yang
baik untuk disampaikan kepada anak. Berikut ini beberapa definisi mengenai tema
adalah sebagai berikut :
Tema-tema yang
terdapat di dalam cerita banyak dikenal oleh masyarakat dan tidak semuanya baik
untuk diceritakan kepada anak-anak. Dan untuk dewasa ini sudah banyak cerita
yang diterbitkan, diantara yang banyak itu pilih cerita yang baik dan berguna.
Banyak tema cerita yang diterbitkan yang tidak memiliki pendidikan dan moral.
Kisah-kisah yang ditulis hanya untuk merangsang emosi-emosi yang rendah. Tema
cerita seperti ini, bukanlah patut disisikan dalam memilih tema. Secara teoritis
ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam memilih tema cerita.
Aspek-aspek
tersebut di antaranya adalah
a.
Aspek
Relegius (agama)
Dalam memilih
tema cerita yang baik, aspek agama ini tidak dapat diabaikan mengingat tema
cerita yang dipilih merupakan sarana pembentukan moral. Jika aspek agama ini
kurang diperhatikan keberadaanya, maka dikhawatirkan anak akan memperoleh
informasi-informasi yang temanya tidak baik, bahkan ada kemungkinan cerita yang
demikian dapat merusak moral anak yang sudah baik. Bagi kalangan keluarga
muslim tema cerita yang dipilih tidak hanya karena gaya ceritanya saja, melainkan
harus sarat dengan nilai-nilai ajaran Islam. Kini upaya menenggelamkan pengaruh
cerita yang temanya tidak baik dan dapat merusak aqidah dan akhlak anak.[7]
b.
Aspek Pedagogis (Pendidikan).
Pertimbangan
aspek pendidikan dalam memilih tema cerita juga penting, sehingga dari tema
cerita diperoleh dua keuntungan, yaitu menghibur dan mendidik anak dalam waktu
yang bersamaan. Disinilah letak peran pencerita untuk dapat memilih tema cerita
dan menyampaikan pesan-pesan didaktis dalam cerita. Unsur mendidik, baik secara
langsung ataupun tidak langsung terimplisit dalam tema dongeng.[8]
c.
Aspek Psikologis
Mempertimbangkan
aspek psikologis dalam memilih tema cerita sangat membantu perkembangan jiwa
anak. Mengingat anak adalah manusia yang sedang berkembang. Maka secara
kejiwaan tema ceritapun disesuaikan dengan kemampuan berfikir, kestabilan
emosi, kemampuan berbahasa serta tahap perkembangan pengetahuan anak dalam
mengahayati cerita tersebut. Cerita yang baik dapat mempengaruhi perkembangan
anak.[9]
D.
Kelebihan
dan Kekurangan dari Metode Cerita dalam Suatu Proses Pembelajaran
Dalam proses
belajar mengajar, cerita merupakan salah satu metode yang terbaik. Dengan
adanya metode bercerita diharapkan mampu menyentuh jiwa jika didasari dengan
ketulusan hati yang mendalam. Metode bercerita ini diisyaratkan dalam Al-Qur’an
:
ß`øtwU Èà)tR y7øn=tã z`|¡ômr& ÄÈ|Ás)ø9$# !$yJÎ/ !$uZøym÷rr& y7øs9Î) #x»yd tb#uäöà)ø9$#
bÎ)ur |MYà2 `ÏB ¾Ï&Î#ö7s% z`ÏJs9 úüÎ=Ïÿ»tóø9$# ÇÌÈ
Artinya : "Kami menceritakan kepadamu yang paling baik dengan
mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu. Dan sesunggunya kamu sebelum (Aku
mewahyukan) adalah termasuk orang-orang yang lalai. (Q.S.Yusuf : 3)
Kandungan ayat
ini mencerminkan bahwa cerita yang ada dalam Al-Qur’an merupakan cerita-cerita
pilihan yang mengandung nilai pedagogis.
Meskipun
demikian dalam penggunaan Metode Bercerita disini juga tidak akan lepas dari
akan adanya kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan dari
metode ini diantaranya yaitu :
1)
Kisah
dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat anak didik, karena anak didik
akan senatiasa merenungkan makna dan mengikuti berbagai situasi kisah, sehingga
anak didik terpengaruh oleh tokoh dan topik kisah tersebut.
2)
Mengarahkan
semua emosi sehingga menyatu pada satu kesimpulan yang terjadi pada akhir
cerita.
3)
Kisah
selalu memikat, karena mengundang untuk mengikuti peristiwanya dan merenungkan
maknanya.
4)
Dapat
mempengaruhi emosi. Seperti takut, perasaan diawasi, rela, senang, sungkan,
atau benci sehingga bergelora dalam lipatan cerita.[10]
Kemudian kekurangan-kekurangan
dari metode cerita ini diantaranya yaitu :
1)
Pemahaman anak didik akan menjadi sulit ketika
kisah itu telah terakumulasi oleh masalah lain.
2)
Bersifat
monolong dan dapat menjenuhkan anak didik.
3)
Sering
terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud sehingga
pencapaian tujuan sulit diwujudkan.[11]
Dari uraian
diatas dapat ditarik pemahaman bahwasanya bercerita merupakan penyampaian
materi pelajaran dengan cara menceritakan kronologis terjadinya sebuah
peristiwa baik benar atau bersifat fiktif semata. Metode bercerita ini dalam pendidikan
agama menggunakan pradigma Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad, maupun
pengalaman pribadi yang dapat dijadikan sebagai suatu pelajaran bagi para
peserta didik sehingga dapat diambil banyak ibrah dan hikmah bagi mereka,
Dan dari cerita
itu semua memiliki substansi cerita yang valid tanpa diragukan lagi keabsahannya
terutama substansi isi dari kisah-kisah dalam Al-qur’an dan Hadits. Namun
terkadang kevalidan sebuah cerita terbentur pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang
menyampaikan cerita itu sendiri sehingga terjadi banyak kelemahannya.
DAPATKAN FILE LENGKAPNYA
[4] Linda Cambell
dkk, Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegences, (Depok
: Intuisi Press, 2006), Cet. II, hlm. 18
[5] H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi
Askara, 1999), Cet.1, hlm. 61
[6]Bahroin s. Mendidik anak Saleh Melalui Metode Pendekatan seni
Bermain, Cerita dan
Menyanyi, (Jakarta: t.pn. 1995), Cet.1, hlm. 24
[9] Ibid
[10]Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan,
(Jakarta : Ciputat Press, 2002), Cet.1, hlm.159-162
[11] Ibid,
hlm 163-164
DOWNLOAD GAME TERPOPULER
- DOWNLOAD GAME PC ARMA 3 ALPHA TERBARU JUNI 2013
- DOWNLOAD GAME PRO EVOLUTION SOCCER 2013 DAN 2014
- DOWNLOAD GAME STRONGHOLD 3
- DOWNLOAD GAME NARUTO SHIPPUDEN: ULT
- DOWNLOAD GAME FULL SPECTRUM PRAJURIT FULL
- DOWNLOAD GAME ASSASSINS CREED 1.02 PATCH
- DOWNLOAD GAME FLASHPOINT OPERASI: PERLAWANAN DEMO
- DOWNLOAD GAME ASSASSIN CREED REVELATIONS V1.01 PATCH
- DOWNLOAD CALL OF DUTY: WORLD AT WAR 1.0 - 1.0.17 PATCH