AIR MATA RASULULLAH
Assalamu’alaikum warohmatullohi
wabarokatuh,
All praises be to Allah SWT,
shalawat and salam to Muhammad SAW, his family and his companions and those who
follow the right path till the end of time...
Sudahkah kita mencintai beliau?
Abdullah bin Hisyam (may Allah
be pleased with him) seorang sahabat nabi berkisah:
"Suatu ketika kami
berjalan bersama Rasulullah SAW, lalu Umar bin Khathab berkata: "Wahai
Rasulullah aku mencintaimu lebih dari segala sesuatu kecuali dari diriku".
Rasulullah kemudian bersabda: "Kamu belum beriman, wahai Umar". Umarpun
melanjutkan: "Kalau begitu aku mencintaimu dari segalanya termasuk
diriku". Rasulullah lalu bersabda: "Sekarang kau beriman".
Sepenggal kisah ini memberikan
gambaran yang jelas kepada kita, betapa cinta kepada Nabi Muhammad SAW bagian
yang tak terlepaskan dari kesempurnaan iman kepada Allah SWT. Sabda Nabi
Muhammad SAW diriwayatkan Imam Bukhari-Muslim: "Demi Allah tidak beriman
di antara kalian sehingga mencintaiku lebih dari orangtuanya, anaknya, dan
semua manusia".
Tiba-tiba dari luar pintu
terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya
masuk?", tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah Ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan
dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya
yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu
wahai anakku?", "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini
aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu Rasulullah menatap puterinya
itu dengan pandangan yang menggetarkan, seolah-olah bagian demi bagian wajah
anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan
kemikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia, dialah
malaikatul maut", kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan mengapa Jibril
tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya
sudah bersiap di atas langit dunia untuk menyambut ruh kekasih Allah dan
penghulu dunia ini. "Jibril jelaskan apa hakku nanti dihadapan
Allah?" tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu
langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu". "Semua
surga terbuka lebar menanti kedatanganmu", kata Jibril. Tapi itu ternyata
tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh dengan kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?", tanya Jibril.
"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?", tanya Rasulullah
lagi. "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman
kepadaku: "Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah
berada di dalamnya", kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, tiba
saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh
tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril,
betapa sakit sakaratul maut ini". Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah
terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam, dan Jibril memalingkan
muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?",
tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang
sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal", kata Jibril. Sebentar
kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
padaku, jangan pada umatku", do’anya.
Badan Rasulullah mulai dingin,
kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak
membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis
shalati, wa maa malakat aimanuku" "Peliharalah shalat dan peliharalah
orang-orang lemah diantaramu".
Diluar pintu tangis mulai
terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di
wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai
kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatii" "Umatku, umatku, umatku".
Dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai
sepertinya ?
"Allahumma sholli ’ala
Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi"
Betapa cintanya Rasulullah
kepada kita. Perbaikilah rukukmu untuk mengurangi tekanan maut dan perbanyaklah
membaca shalawat kepada Rasulullah SAW terutama dihari Jum'at, InsyaAllah kita
akan mendapat syafa’atnya di dunia dan di Yaumil Mahsyar kelak… Amin Ya Robbal
‘Alamin.
Wassalamu’alaikum
warohmatullohi wabarokatuh.