Syarat dan rukun puasa
1.
Orang-orang
yang wajib melaksanakan puasa adalah:
a.
Islam
b.
Baligh
c.
Berakal (tidak
gila atau mabuk), lelaki atau perempuan
d.
Suci dari haid
dan nifas bagi perempuan
e.
Berada di
kampong, tidak wajib bagi orang musafir
f.
Sanggup puasa,
tidak wajib bagi orang yang sakit dan orang yang lemah
Semua yang
terdapat di atas tersebut, merupakan syarat-syarat wajib puasa, bila terdapat
pada seseorang muslim syarat-syarat wajib ini, wajiblah ia berpuasa, dan
berdosa bila dia meninggalkannya.[1]
Ada
dua rukun puasa, yang masing-masingnya merupakan unsure terpenting dari
hakikatnya yaitu:
a.
Menahan diri
dari segala yang membatalkan puasa, semenjak terbit fajar hingga terbenam
matahari.
Artinya:
“….Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang Telah ditetapkan Allah
untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang
hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam…”
(QS.Al-Baqarah:187)
Yang dimaksud dengan benang putih dan
benang hitam ialah terangnya siang dan gelapnya malam.
b.
Niat
Berniat
itu hendaknya sebelum fajar, pada setiap malam bulan Ramadhan. Berdasarkan
hadist Hafsah, katanya : telah bersabda Rasulullah SAW,
“Barang siapa yang tidak membulatkan niatnya
buat berpuasa sebelum Fajar, maka tidak sah puasanya”. (diriwayatkan oleh Ahmad dan Ash-Habus Sunan, dan dinyatakan sah
oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu HIbban).
Dan
niat itu sah pada salah satu saat dimalam hari, dan tidak disyariatkan mengucapkannya,
karena itu merupakan pekerjaan hati, tak ada sangkut-pautnya dengan lisan.
Hakikatnya niat adalah menyengaja suatu perbuatan demi mentaati perintah Allah
Ta’ala dalam mengharapkan keridhaaNya.[2]
[1]
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, pedoman puasa, (semarang:Pustaka
Riski Putra).hlm.86
[2]
Sayid Sabiq,Fiqh Sunnah 3,(Bandung:Alma’arif,1985).hlm.173-175